Design terbaru Alexander Mering ini, terinspirasi oleh sajak Pohon Bulan Juni  karya Wisnu Pamungkas yang dipetik dari Buku Seringai Kunang-kunang.

Pohon melambangkan nilai-nilai keteduhan, mengayomi, melindungi siapa dan apa saja tanpa terkecuali. Mulai dari mahluk bersel satu, cacing, rumput, pohon muda, serangga hingga mamalia.

Mulai dari yang gaib hingga yang kasat mata, dari yang dimangsa  hingga pemangsa, semua boleh berteduh di bawah pohon yang sama tanpa membeda-bedakan. Pohon tidak akan bertanya agamamu apa, berasal dari suku atau ras apa. Pohon juga memberikan keseimbangan, mengendalikan suhu dan kualitas udara. Pohon memperlakukan semuanya setara dan pohon adalah kehidupan itu sendiri.

Karena itulah, hampir semua masyarakat adat di planet ini menempatkan pohon sebagai entitas yang penting dalam ritus kehidupan mereka. Menghormati eksistensi pohon, tidak semata-mata melihatnya sebagai materi penghasil kayu, atau benda yang digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga, tetapi juga harus dilihat sebagai bagian dari persekutuan kita dengan alam semesta.

Itulah sebabnya apabila akan menebang pohon untuk membuka ladang, membangun rumah, atau perabot rumah tangga, masyarakat adat akan membuat upacara adat, menggelar ritual sebagai salah satu cara menjaga dan menghormati pohon. Pohon juga adalah lambang inklusi sosial (dalam makna yang seluas-luasnya). 

T-shirt The social inclusion family tree ini dibuat dalam rangka Rapat Koordinasi mitra/CSO Porgam Peduli Pilar Adat-Kemitraan-The Partnership for Governance Reform yang dilaksanakan di Bogor pada 10-13 Juli 2019.